Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan

Novel yang berjudul Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan yang ditulis oleh Ihsan Abdul Quddus merupakan kisah tentang perempuan yang telah menggapai ambisinya. Sebagai politisi sukses kiprahnya di parlemen dan pelbagai organisasi pergerakan perempuan menempatkan dirinya dalam lingkar elit kekuasaan. Latar belakang politik yang masih konservatif kala itu menjadikannya fenomena baru dalam isu kesadaran gender. 

Kebebasan atau Kebablasan Perempuan 

Suad, tokoh utama dalam novel tersebut merupakan seorang perempuan yang dianugrahi kecerdasan dan segudang prestasi sebagai penunjang atas setiap keberhasilannya. Hingga ia yakin bahwa dirinya adalah representatif perempuan sukses yang berhasil mewujudkan setiap cita dan kehendak dirinya. 

Dia menjadi bintang di semua tempat. Senantiasa ditempatkan dalam baris kehormatan dalam sebuah forum resmi perempuan, maupun media massa. Perjuangannya dimulai pada tahun 1935,kala itu ia masih berusia lima belas tahun dan menjadi pimpinan gerakan nasionalisme Mesir, di sekolahnya, demi memerdekakan diri dari penjajahan Inggris. 

Nyatanya, keberhasilan tersebut tidak lantas membuatnya puas. Ambisinya semakin bergejolak, ambisi untuk tampil di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), menjaga fenomena wanita karier, membangun relasi yang diperlukan oleh wadah yang menaunginya, serta ambisi untuk lebih sukses lagi. Ia berhasil menutup semua peluang kegagalan dalam hidupnya. 

Tetapi, kehampaan menyelimuti kehidupan pribadinya dan hampir membuat jiwanya tercerabut. Masalah demi masalah mendera, tak ada cinta yang mengisi hatinya. Bahkan pernikahan baginya hanyalah sebuah keharusan pemenuhan atas pandangan miring yang menjelaskan bahwa segala prestasi perempuan lajang tidak bisa menebus kekurangannya sampai ia melengkapi diri dengan kehadiran suami. 

Namun, perceraian mewarnai pernikahan Suad, dikarenakan sekelumit masalah yang hadir atas ketidakmampuannya dalam memposisikan diri sebagai wanita karier, istri, dan ibu dari seorang anak. Awalnya, hak asuh jatuh ketangan Suad, tapi lambat laun menjadi tanggung jawab Abdul Hamid, mantan suaminya. Anak semata wayangnya yang dia anggap sebagai harta paling berharga justru lebih akrab dengan sang ibu tiri. 

Kesempatan Kedua bagi Wanita Karier 

Kehidupan pribadinya kini tak luput dari terpaan isu, ia kini menyadari bahwa perceraian ternyata memiliki pengaruh terhadap kehidupan sosial seseorang. Setelah sepuluh tahun, Suad kembali memutuskan untuk menikah, ia akhirnya tak mampu melawan stigma masyarakat terhadap seorang janda. Janda diumpamakan sebagai terminal pemberhentian setiap kendaraan. Janda tidak lebih menjadi tempat pemberhentian setiap laki-laki, meski ia telah berusaha menghindari kungkungan isu atas kehidupan pribadinya dengan tak menjalani hubungan spesial dengan satu orang atau sebuah kelompok secara khusus. 

Lagi, kegagalan kembali mewarnai pernikahan Suad. Dokter Kamal -- seorang dokter yang terkenal -- yang dipilihnya sebagai seorang yang akan kembali memulihkan isu negatif terhadap dirinya ternyata tak mampu memahami seorang Suad yang telah dipenuhi ambisi akan kesuksesan kariernya. Dokter Kamal pun tetap bersikeras memposisiskan diri sebagai suami yang mendominasi segala sesuatu yang berkaitan dengan istrinya, termasuk karier dan pekerjaan, hingga satu persatu ketidakcocokan mulai nampak. Suad merasa suaminya telah berusaha mendominasi dan itu adalah sebuah kekeliruan baginya. 

Suad menyadari bahwa kehidupan pribadi dan rumah tangga tidak lebih mudah dibanding mengembangkan karier dan pekerjaan. Hingga suatu kala, ia memutuskan lari dari kehidupan pribadinya. Pada usia lima puluh tahun, ia membunuh kebahagiannya sebagai perempuan. Ia melakukan apa saja untuk melupakan bahwa ia adalah perempuan. 

Penutup; Melawan Dominasi dengan Dominasi 

Novel ini merupakan karya Ihsan Abdul Quddus, yang diterjemahkan dari Bahasa Arab oleh Syahid Widi Nugroho. Mengupas pergulatan karier, ambisi, dan cinta. Dikemas dalam bahasa sederhana dan mengesankan. Tuntutan kesetaraan gender yang dirajut dalam kisah pertentangan batin seorang perempuan menjadikan novel ini sebagai contoh perjuangan perempuan melawan dominasi dengan menggunakan cara dominasi pula. Sebuah novel yang unfinished, terbatas pada pengungkapan berbagai persoalan yang sedang dialami oleh seorang perempuan yang berujung pada penyesalan dan tak ada upaya untuk keluar dari permasalahan tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar